Senin, 26 Januari 2015

upaya pengambil alihan

SMASALUNGO 89. Upaya Pengambil alihan. Berdasarkan artikel yang telah saya tulis tentang 'pemberdayaan alumni', saya selaku orang yang bertanggung jawab pada kegiatan yang dimotivasi dan dikoordinasi oleh alumni smasalungo Blitar, merasa perlu dan sangat penting untuk memberikan sedikit gambaran tentang usaha yang dalam hal ini adalah 'beternak cacing tanah'.
Pada awalnya memang ada rencana untuk 'beternak bebek', karena untuk pemesanan anak bebek harus dalam jumlah yang besar (tidak melayani eceran), maka alokasi dana sesuai dengan kesepakatan dialihkan untuk 'beternak cacing tanah'. Hal ini juga sudah melalui pertimbangan sesuai dengan artikel sebelumnya.
Kegiatan yang dilakukan oleh alumni smasalungo Blitar adalah memberikan pinjaman investasi kepada salah satu alumni smasalungo sebesar Rp 400.000,00 (empat ratus ribu rupiah). 

Dengan alokasi dana sebagai berikut :
  1.  Pembelian media berupa kokopit dan log jamur Rp 20.000,00
  2.  Pembelian bibit sebanyak 5kg @ Rp 80.000,00 total Rp 400.000,00
  3.  Pembelian wadah/tempat 10 buah @Rp 10.000 total Rp 100.000,00
Total dana yang dibutuhkan untuk investasi awal ternak cacing tanah ini adalah sebesar Rp 520.000,00

Kemajuan usaha ini harusnya tercipta karena munculnya inovasi-inovasi baru yang nantinya juga menghasilkan permintaan baru. Dari sudut pandang ini diharapkan bisa mengkombinasikan berbagai faktor input dengan cara inovatif untuk menghasilkan nilai lebih bagi konsumen dengan harapan nilai tersebut melebihi biaya dari faktor-faktor input, sehingga menghasilkan pemasukan lebih tinggi dan berakibat pada terciptanya kemakmuran. 

Dengan demikian jiwa enterpreneur (kewirausahaan) dapat didefinisikan sebagai jiwa untuk berani mengambil resiko atas sebuah investasi. Tentunya resiko yang sudah diperhitungkan dengan mempertimbangkan berbagai kecenderungan yang terjadi bahkan sampai pada perhitungan peluang yang ada.

Dari permasalahan diatas, hal-hal yang terjadi pada pemberdayaan alumni smasalungo yang dilakukan memang mengalami ketidaksesuaian dengan harapan. Ketidaksesuaian ini terjadi karena semangat dan jiwa kewirausahaan yang ada boleh dikatakan sangat kurang.

Saya selaku orang yang bertanggung jawab dan pendamping dalam program pemberdayaan alumni ini merasa perlu untuk mengambil tindakan (eksekusi) pada apa yang telah dilakukan, dengan alasan sebagai berikut :
  1. Penanganan bibit yang kurang maksimal, yang berakibat pada pertumbuhan obyek
  2. Pemberian pakan yang tidak rutin, sehingga banyak obyek yang pergi meninggalkan media yang telah disediakan
  3. Kurangnya kebersihan, terutama untuk pakan dengan diberi kotoran ternak yang dapat menimbulkan bau
  4. Pemberian pakan dari sisa makanan tanpa melalui proses fermentasi, sehingga tumbuh belatung
  5. Penempatan wadah/tempat/media secara sembarangan, sehingga membuat obyek merasa tidak nyaman untuk menempatinya
Dari hal tersebut, akhirnya saya melakukan evaluasi dan dapat saya tarik kesimpulan sebagai berikut : pertumbuhan bibit kurang maksimal dikarenakan pemberian pakan, perawatan dan kebersihan media yang digunakan kurang dan hal ini mengakibatkan banyaknya migrasi dari obyek untuk mencari tempat hidup baru. Boleh dibilang sekitar 80% obyek pergi tak kembali, yang tersisa hanya 20% nya saja atau sekitar 1kg cacing.

Berangkat dari hal-hal tersebut saya perlu mengambil tindakan eksekusi untuk melakukan pengambil alihan usaha tersebut. Dengan harapan agar tidak semakin merugi, serta untuk memberikan gambaran pada segenap alumni smasalungo, bahwa program pemberdayaan dengan memakai pilot project pada usaha ternak cacing tanah yang dikelola kurang berhasil dan tidak sesuai dengan program yang diinginkan, serta usaha ini memang sudah benar-benar terealisasi. 
Demikian gambaran singkat yang bisa saya paparkan kali ini, mohon maaf yang sebesar-besarnya dan mudah-mudahan usaha ini bisa berkembang sesuai dengan apa yang kita harapkan. Amien.(wirjo's)








Tidak ada komentar:

Posting Komentar