SMASALUNGO 89. Pemberdayaan Alumni. Usaha ternak cacing tanah (Lumbricus Rubellus)
Suatu usaha harus kita persiapkan dan kita rencanakan dengan matang. Hal ini dikarenakan banyaknya kendala yang bisa mematikan usaha yang kita jalankan. Sekecil apapun itu kendala yang ada kita harus berusaha untuk meminimalkan kendala tersebut
Usaha yang tidak dipersiapkan dan direncanakan dengan matang akan mustahil berjalan dengan optimal. Karena secara logika kita pasti menginginkan suatu hasil yang maksimal dari usaha yang kita jalankan. Tentunya sesuai dengan kemampuan kita dalam berusaha.
Terus kenapa cacing menjadi pilihan kita, hal ini dikarenakan :
- Cacing mudah dalam perawatannya
- Biaya operasional sangatlah minim
- Tidak menyita waktu, sehingga bisa kita kerjakan sebagai usaha sampingan
- Daya tahan hidup cacing sangat bagus, faktor kematian relatif kecil
- Pembelian bibit hanya dilakukan sekali pada awal usaha, selanjutnya kita kembangkan sendiri
- Banyak permintaan pasar
- Siapa saja bisa mengerjakannya
- Harga jual relatif stabil
Beternak cacing merupakan suatu usaha yang bila tidak direncanakan dan dipersiapkan dengan matang akan sangat merugikan. Dalam memperisiapkan dan merencanakan usaha ternak cacing tanah ini ada beberapa tahapan yang harus kita lakukan. Kenapa kita harus memperiapkan tahapan-tahapan tersebut. Karena usaha ternak cacing tanah ini terdiri dari beberapa komponen dan dari komponen-komponen tersebut saling berkaitan dan tidak bisa kita tinggalkan. Dengan perencanaan ini untuk meminimalkan komponen yang bisa terlewat. Adapun yang perlu kita perhatikan adalah :
- Tempat atau wadah. Tempat ataupun wadah yang kita gunakan sebagai tempat hidup cacing tanah ini bisa berupa kotak kayu, keranjang bekas buah-buahan, bekas bak plastik, dll, atau kita bisa menggunakan yang permanen dengan jedingan.
- Media. Media yang kita gunakan disini adalah bekas tempat untuk menanam jamur atau sering dikenal dengan log jamur. Log jamur ini dicampur dengan kokopit (cocopeat) atau sabut kelapa dengan perbandingan 1:1, kemudian campuran tersebut direndam semalam dengan menggunakan sedikit molase (molasses) atau lebih sering dikenal dengan tetes tebu. Setelah itu diperas airnya sehingga log dalam keadaan lembab. Kemudian kita pindah ke dalam wadah yang telah kita persiapkan.
- Bibit cacing. Bibit cacing yang telah disiapkan kemudian dimasukkan ke dalam wadah yang telah tersedia lengkap dengan log jamur dan kokopit tadi dengan skala perbandingan 1 kg cacing untuk media 1 m persegi. Bibit ini kita hanya perlu membelinya satu kali saja pada saat awal usaha, dan untuk kelanjutannya setelah kita panen cacingnya, telur dan cacing-cacing kecil dapat kita budidayakan lagi. Karena cacing adalah hewan hermaprodit. Perkembangbiakan cacing sangatlah cepat sehingga tidak membutuhkan waktu yang sangat lama, kita sudah bisa memanen kembali
- Pakan cacing. Pakan cacing disini sangat murah dikarenakan kita bisa saja menggunakan limbah rumah tangga (sayuran, nasi basi, dll), sehingga biaya operasional dan perawatan relatif lebih murah, bahkan limbah kotoran ternakpun dapat kita manfaatkan.
- Setiap dua minggu sekali cacing dapat kita pisahkan dan dapat kita kembangkan kembali. Cacing dewasa dapat kita buatkan media baruuntuk tempat hidupnya atau kita bisa saja langsung menjualnya. Bekas tempat log hidup cacing yang lama kita biarkan lebih kurang dua minggu, telur cacing akan menetas dan siap untuk dibudidayakan lagi.(wirjo's)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar