Selasa, 20 Januari 2015

budayakan sikap sopan santun


SMASALUNGO 89. Budayakan Sikap Sopan Santun. Sebelum kita membicarkan lebih lanjut tentang 'budaya sopan santun' terlebih dahulu saya paparkan pengertian sopan santun dari berbagai sumber agar lebih jelas. 

Sopan santun adalah peraturan hidup yang timbul dari hasil pergaulan sekelompok itu. Norma kesopanan bersifat relatif, artinya apa yang dianggap sebagai norma kesopanan berbeda-beda di berbagai tempat, lingkungan, atau waktu (wikipedia).
Sopan merupakan budi pekerti yang baik (artikata.com). Sedangkan menurut saya,
sopan santun merupakan sikap hormat dan ber-etika kepada siapa saja, yang lebih utama kepada orang tua, tetapi tidak hanya sikap, melainkan juga tutur kata. 
Semua makna pada intinya sama, tinggal bagaimana kita mendefinisikannya sendiri-sendiri.

Sopan santun merupakan sikap yang sangat penting yang harus ada di tiap-tiap diri kita. Orang tidak akan menyukai diri kita jika sikap dan etika kita buruk. Sikap dan tutur kata harus kita jaga setiap kita pergi kemana pun, karena itu merupakan suatu faktor seseorang untuk menilai diri kita. Diri kita tidak dinilai melalui perkataan tanpa perbuatan, melainkan perkataan dengan perbuatan yang telah kita buat sebagai buktinya.

Tidak hanya dalam prestasi kita menciptakan karakter, dalam perbuatan pun kita harus mempunyai karakter masing-masing 'YANG" dimana merupakan sebuah keharusan karakter diri kita bagus. Kita perlu menyesuaikan karakter kita terhadap adat ketimuran kita.

Kita harus menghormati seseorang yang lebih tua atau senior dari kita, misalnya seperti kepada orang tua kita sendiri, guru, atasan, dsb. Dimulai dari hal-hal yang kecil dulu untuk membiasakan sikap sopan dan tutur kata yang bagus. Misalnya seperti mencium tangan kedua orang tua kita ketika kita bersua dan ucapkan salam. Membiasakan berkata terima kasih kepada seseorang yang telah membantu kesusahan kita, berminta maaf kepada orang yang telah kita sakiti (baik sengaja maupun tidak), tidak menggunakan kalimat yang bernada membentak kepada orang tua, tidak neko-neko dengan kendaraan di jalan hingga tidak berkata kasar terhadap sesama, memberi salam jika kita bertamu dan sebaliknya berpamitan jika kita mau pergi.

Percuma saja kita pintar dalam bidang akademis, olahraga, iptek dsb. Tetapi nilai 0 untuk sikap dan tutur kata kita, Itu rasanya seperti pohon yang tak berbuah, percuma berdaun lebat tetapi tidak ada buahnya. Jika kita merasa diri kita seperti itu, itu berarti kita tidak proporsional. Dan untuk mem-proposionalkannya, kita perlu menguasai cara ber-etika yang baik. Termasuk ketika kita sedang bertamu di rumah orang lain. Jangan sementang kita kenal baik dengan pemilik rumah, kita dapat berbuat apa saja di sana. 
Menghormati antar umat ber-agama termasuk sikap kesopanan. Dalam hal ini, kita dituntut untuk menghormati seseorang yang berbeda keyakinan ketika sedang melaksanakan ibadah, tidak menghina, tidak saling merasa hebat, tidak mengganggu, dsb.

Jika itu semua sudah kita lakukan, itu merupakan sebuah karakter yang telah kita ciptakan sendiri dalam bentuk sikap. Bukannya saya merasa sikap saya sudah perfect untuk menyuruh Anda semua untuk berbuat seperti ini, tetapi, saya yang cinta sesama teman, hanya ingin mengingatkan agar budaya ini tetap terjaga dan tetap dapat kita temukan dimana-mana.(wirjo's)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar